KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI PERENCANA DAN KONTAKTOR
Nama :
Kelas :
No :
DRAINASE
A. DEFINISI DRAINASE
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di
bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam
bahasa
Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan
tanah atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase berperan penting untuk
mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
B. SISTEM DRAINASE
1.
Jenis Drainase
a.
Menurut Sejarah Terbentuknya
1)
Drainase Alamiah ( Natural
Drainase )
Drainase
yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang
seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain.
Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang
lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.
2)
Drainase Buatan ( Arficial
Drainage )
Drainase
yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan –
bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa
dan sebagainya.
b.
Menurut Letak Bangunan
1)
Drainase Permukaan Tanah
(Surface Drainage)
Saluran
drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air
limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.
2)
Drainase Bawah Permukaan Tanah
( Subsurface Drainage )
Saluran
drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media
dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan
itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan
adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan
terbang, taman dan lain-lain.
c.
Menurut Fungsi
1)
Single Purpose, yaitu saluran
yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau
jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air limbah industri dan
lain – lain.
2)
Multi Purpose, yaitu saluran
yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara bercampur
maupun bergantian.
d.
Menurut Konstruksi
1)
zSaluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air
hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk
drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu
lingkungan.
2)
Saluran Tertutup, yaitu saluran
yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air yang mengganggu
kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.
gambar 1. Dranaise Buatan
C. POLA JARINGAN DRAINASE
1. Siku
Dibuat
pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai.
Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.
2. Pararel
Saluran
utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder)
yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota,
saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
3. Grid Iron
Untuk
daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran
cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
4. Alamiah
Sama
seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar
5. Radial
Pada
daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
D. Sistem Drainase Sumur Resapan
Proses pembangunan kawasan perkotaan dan perumahan sungguh merupakan
hal yang kontradiksi jika ditinjau dari ketersediaan air tanah dan peningkatan
puncak limpasan air permukaan. Perubahan ini disebabkan oleh terjadinya
penurunan imbuhan air tanah dan pertambahan pengeluaran air dari dalam tanah,
sehingga mengganggu keseimbangan sistem hidrologi air bawah permukaan, dan
menghasilkan penurunan paras air tanah.
Dinegara yang telah maju, peningkatan kuantitas penduduk tidak
mengganggu ketersediaan air tanah, hal ini disebabkan oleh beralihnya atau
ditinggalkannya sumur-sumur individu dan ditukar atau berganti kepada sumur
umum dalam yang disediakan oleh instansi tertentu seperti PDAM atau semacamnya
yang merupakan bagian dari pemerintah local setempat. Hal ini bertolak belakang
dengan kondisi yang terjadi di Indonesia, karena kecenderungan apabila jumlah
penduduk makin bertambah, maka jumlah sumur-sumur yang dibuat oleh individu pun
makin banyak.
Air tanah yang dikeluarkan dari dalam bumi pada dasarnya sama saja
dengan pengeluaran bahan/material berharga yang lain seperti : mineral, emas,
batu bara, minyak atau gas. Air biasanya mempunyai batasan yang istimewa, yaitu
dianggap sebagai sumber alami yang dapat diperbaharui. Angapan ini perlu
kiranya untuk dikoreksi.. Karena sebenarnya anggapan ini hanya dapat berlaku
jika terdapat keseimbangan diantara imbuhan air dengan exploitasi didalam
kawasan tangkapan/tadahan air.
Sumur resapan air tanah adalah salah satu
upaya untuk meningkatkan imbuhan air tanah, disamping itu manfaat yang sangat
berguna adalah dapat mengurangi banjir akibat limpasan air permukaan. Dengan
pembiayaan yang (secara relatif) tidak terlalu tinggi, pengadaan sumur resapan
ini dapat dilakukan oleh setiap pembangunan satu rumah tinggal.
Prinsip Sumur Resapan
Sumur resapan dibuat dengan tujuan untuk
mengalirkan air buangan dari permukaan tanah ke akuifer air tanah. Alirannya
berlawanan dengan sumur pompa, tetapi konstruksi dan cara pembangunannya
mungkin dapat saja sama. Pengimbuhan sumur akan lebih praktis apabila terdapat
akuifer tertekan yang dalam dan perlu untuk diimbukan, atau pada suatu kawasan
kota yang memiliki lahan yang sempit/terbatas.
Gambar dibawah ini menerangkan proses air
imbuhan masuk kedalam akuifer bebas dan akuifer tertekan.
Untuk Akuifer Bebas memenuhi persamaan :
JALAN, JEMBATAN
LANDASAN DAN LOKASI PENGEBORAN DARAT
Jalan merupakan salah satu elemen penting dari sebuah kota. Terlepas
dari moda transportasi yang digunakan, jalan merupakan suatu wadah kegiatan
yang dapat mengumpulkan warga kota. Bahkan Jean Jacobs menyatakan “Street
and their sidewalks, the main public spaces of a city, are its most vital
organs. Think of a city and what come to mind? Its streets. If a city’s streets
looks interesting, the city looks interesting; If they look dull, the city looks
dull”. Dari pernyataan ini tergambarkan bahwa keberadaan jalan sangatlah
penting.
Untuk taraf perkotaan, jalan mempunyai fungsi yang kompleks
disamping fungsi utama, yaitu mempunyai fungsi ekonomi. Maksudnya adalah
sebagai penyalur manusia dan barang. Di jalan, manusia dapat bergerak bebas dan
melakukan transaksi jual beli. Biasanya proses ini berlangsung secara informal
dan melibatkan berbagai kalangan.
Fungsi lainnya adalah fungsi sosial sebagai ruang publik untuk
berinteraksi. Fungsi ini berkaitan erat dengan fungsi ekonomi. Disamping itu,
jalan mempunyai fungsi budaya, yaitu sebagai sarana representasi budaya melalui
arsitektur dan kegiatan manusia. Fungsi ini sudah lebih kompleks karena tidak
hanya melibatkan jalan dan manusia, tetapi juga dari sisi arsitektur. Jalan
yang dapat menyalurkan hingga tahapan fungsi ini merupakan jalan yang dapat
dijadikan contoh. Sayangnya jalan tipe ini sangat jarang ditemukan, terutama di
Indonesia. Estetika merupakan fungsi terakhir yang harus ditampung dari sebuah
jalan. Namun kualitas estetika ini bergantung pada lingkungan sekitar jalan
tersebut. Sehingga tidak mudah untuk menemukan jalan kota dengan kualitas
estetika yang menarik.
Jembatan merupakan satu struktur yang
dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api
ataupun jalan raya. Ia dibangun untuk membolehkan laluan pejalan kaki, pemandu
kenderaan atau kereta api di atas halangan itu.
Dari segi struktur Perancangan dan bahan asas pembinaan jambatan bergantung kepada
lokasi dan juga jenis muatan yang akan ditanggungnya.
Pengeboran Darat adalah termasuk dalam klasifikasi
sub bidang paket pekerjaan sipil yang dalam penjelasannya pengeboran darat
adalah operasi pengeboran membuat lubang secara cepat,
ekonomis, dan aman hingga menembus formasi produktif. Operasi pengeboran
merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya besar, teknologi tinggi, dan
beresiko tinggi. Para personel yang bekerja pada operasi pengeboran harus
mempunyai pengetahuan yang baik tentang keselamatan kerja. Oleh karena itu
orang yang bekerja di lapangan harus memiliki sertifikat dari Direktorat
Lingkungan yaitu LSPPTTMIGAS.
GEDUNG
DAN PABRIK
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau
seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi
sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun
kegiatan khusus ;
Bangunan gedung umum adalah
bangunan gedung yang fungsinya untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi
keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi sosial dan budaya ;
Bangunan gedung tertentu adalah
bangunan gedung yang digunakan untuk kepentingan umum.
Bangunan gedung khusus adalah
bangunan teknis sipil lainnya yang tidak termasuk bangunan gedung, gedung umum
dan gedung tertentu yang dalam pembangunan dan/atau pemanfaatannya membutuhkan
pengelolaan khusus dan/atau memiliki kompleksitas tertentu yang dapat
menimbulkan dampak penting terhadap masyarakat dan lingkungannya seperti
menara/tower telekomunikasi,menara transmisi, tanki bahan bakar, jembatan,
billboard/megatron dan instalasi pengolahan/pemanfaatan sumber daya alam;
Bangunan Permanen adalah bangunan
yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan lebih dari 15
Tahun;
Bangunan Semi Permanen adalah
bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan antara
5 Tahun sampai dengan 15 Tahun.
Bangunan Darurat / Sementara
adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan
kurang dari 5 Tahun;
Kapling / Pekarangan adalah suatu
perpetakan tanah, yang menurut pertimbangan Pemerintah Daerah dapat
dipergunakan untuk tempat mendirikan bangunan.
Klasifikasi bangunan gedung
adalah klasifikasi dari fungsi bangunan gedung berdasarkan pemenuhan tingkat
persyaratan administratif dan persyaratan teknisnya.
Mendirikan Bangunan adalah
pekerjaan mengadakan bangunan seluruhnya atau sebagaian termasuk pekerjaan
menggali, menimbun atau meratakan tanah yang berhubungan dengan pekerjaan
mengadakan bangunan tersebut
Pabrik
adalah suatu bangunan
industri
besar di mana para pekerja mengolah benda
atau mengawasi pemrosesan mesin dari satu produk menjadi produk lain,
sehingga mendapatkan nilai tambah. Kebanyakan pabrik modern memiliki gudang atau fasilitas serupa
yang besar yang berisi peralatan berat yang digunakan untuk lini perakitan.
Pabrik mengumpulkan dan mengkonsentrasikan sumber daya: pekerja,
modal, dan mesin
industri.
BANGUNAN
PENGOLAH AIR BERSIH & AIR LIMBAH
Bangunan pengolahan air
bersih atau bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari
sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari
sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang
berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air.
Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke
bangunan selanjutnya, yaitu WTP – Water Treatment Plant.
Water Treatment Plant
Water Treatment Plant atau lebih
populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih.
Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak
flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi. Nah, sekarang kita bahas satu per
satu bagian-bagian ini.
Banguna pengolahan air limbah adalah sebuah bangunan yang
didalamnya melakukan kegiatan Filtrasi terhadap air.
Filtrasi adalah suatu operasi
pemisahan campuran antara padatan dan cairan dengan melewatkan umpan (padatan +
cairan) melalui medium penyaring. Proses filtarsi banyak dilakukan di industri,
misalnya pada pemurnian air minum, pemisahan kristal-kristal garam dari cairan
induknya, pabrik-kertas dan lain-lain. Untuk semua proses filtrasi, umpan
mengalir disebabkan adanya tenaga dorong berupa beda tekanan, sebagai contoh
adalah akibat gravitasi atau tenaga putar. Secara umum filtrasi dilakukan bila
jumlah padatan dalam
suspensi
relatif lebih kecil dibandingkan zat cairnya.
Menurut
prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu:
a.
Pressure Filtration
Filtrasi yang dilakukan dengan
menggunakan tekanan.
b.
Gravity Filtration
Filtrasi yang
cairannya mengalir karena gaya berat.
c.
Vacum Filtration
Filtrasi dengan cairan yang mengalir
karena prinsip hampa udara (penghisapan).
REKLAMASI DAN
PENGERUKAN
Menurut pengertiannya secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa
kata dalam Bahasa Inggris, to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu
yang rusak. Secara spesifik dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia terbitan PT.
Gramedia disebutkan arti reclaim sebagai menjadikan tanah (from
the sea). Masih dalam kamus yang sama, arti kata reclamation
diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah.
Sedangkan pengertiannya secara ilmiah dalam ranah ilmu teknik
pantai, reklamasi adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan
yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan berguna
dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai, daerah rawa-rawa, di lepas
pantai/di laut, di tengah sungai yang lebar, ataupun di danau.
Pengerukan (bahasa
Inggris: Dredging) berasal dari kata dasar keruk
(dredge),
menurut kamus berarti proses, cara, perbuatan mengeruk.
Sedangkan definisi pengerukan menurut Asosiasi
Internasional Perusahaan Pengerukan adalah mengambil tanah atau material dari
lokasi di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan
memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain.
DERMAGA, PENAHAN GELOMBANG DAN TANAH
Dermaga: suatu bangunan pelabuhan yang
digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat
barang dan menaik-turunkan penumpang.
Tipe Dermaga
1. Wharf atau quai
Wharf adalah dermaga yang paralel
dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai.
Wharf juga berfungsi sebagai penahan tanah yang ada di belakangnya.
Wharf juga berfungsi sebagai penahan tanah yang ada di belakangnya.
2. Jetty atau pier atau jembatan
Jetty atau pier adalah dermaga yang
menjorok ke laut.
Pada dermaga tipe jetty, biasanya kapal
dapat merapat di kedua sisi jetty.
Jetty biasanya searah dengan garis
pantai dan dihubungkan dengan daratan oleh jembatanyang biasanya membentuk
sudut tegak lurus dengan jetty sehingga jetty dapat berbentuk huruf T atau L.
9. Pengertian Bagunan Bawah Air(irigasi)Irigasi berasal dari istilah irrigaite dalam bahasa Belanda atau irrigation dalam bahasa Inggris. Irigasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya guna keperluan pertanian, mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelah digunakan dapat pula dibuang kembali (Erman Mawardi et al.,2002). Untuk mengairi suatu daerah irigasi, haruslah ditinjau adanya sumber airnya. Dalam hal ini, adalah sungai yang memiliki debit dan elevasi yang cukup untuk disadapkan ke saluran induk. Pengambilan air dari sungai dapat dilakukan secara bebas apabila elevasi sawah lebih rendah dari elevasi sungai, karena air akan lebih mudah mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Permasalahan yang timbul adalah apabila sungai tersebut memiliki elevasi yang lebih rendah daripada elevasi sawah yang akan diari. Permasalahan ini dapat diatasi dengan membuat bendung. Dibangunnya suatu bendung adalah untuk menaikkan elevasi muka air sungai sehingga dapat mengairi suatu daerah irigasi yang memiliki elevasi yang lebih tinggi.Tujuan dibangunnya suatu bendung adalah:
v Menaikan elevasi air sehingga daerah yang bisa dialiri menjadi lebih luas.
v Memasukkan air dari sungai ke saluran melalui Intake
v Mengontrol sedimen yang masuk ke saluran sungai.
v Mengurangi fluktuasi sungai.
v Menyimpan air dalam waktu singkat.
1.5.2 Fungsi dan Pengertian Bendung
Bendung merupakan salah satu apa yang disebut dengan Diversion Hard Work, yaitu bangunan utama dalam suatu jaringan irigasi yang berfungsi untuk menyadap air dari suatu sungai sebagai sumbernya.
Bendung adalah suatu bangunan konstruksi yang terletak melintang memotong suatu aliran sungai. Hal ini harus dibedakan dengan waduk yang bersifat menampung dan menyimpan air. Pada hakekatnya bendung dapat disamakan sebagai bangunan pelimpah atau Over Flow Weir Type.
Syarat-syarat konstruksi bendung yang harus dipenuhi antara lain :
1. Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir.
2. Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah di bawahnya.
3. Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah.
4. Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi.
5. Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir, kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung.
Pemilihan lokasi bendung yang dibicarakan yaitu untuk bendung tetap permanen bagi kepentingan irigasi. Dalam pemilihan hendaknya dipilih lokasi yang paling menguntungkan dari berbagai segi. Misalnya dilihat dari segi perencanaan, pengamanan bendung, pelaksanaa, pengoperasian, dampak pembangunan, dan lain sebagainya. Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan beberapa aspek yaitu :
v Keadaan Topografi
1) dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diari
2) bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan
3) dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi
4) disamping itu ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula direncanakan
v Kondisi Topografi
Dilihat dari lokasi bendung, harus memperhatikan beberapa aspek yaitu :
1) ketinggian bendung tidak terlalu tinggi
2) trase saluran induk terletak di tempat yang baik
3) penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidraulik dan angkutan sedimen
v Kondisi Hidraulik dan Morfologi
Dilihat dari lokasi bendung ; termasuk angkutan sedimennya adalah faktor yang harus dipertimbangkan pula dalam pemilihan lokasi bendung yang meliputi :
1) pola aliran sungai : kecepatan, dan arahnya pada waktu debit banjir, sedang dan kecil
2) kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir, sedang dan kecil
3) tinggi muka air pada debit banjir rencana
4) potensi dan distribusi angkutan sedimen
Bila persyaratan di atas tidak terpenuhi maka dipertimbangkan pembangunan bendung di lokasi lain misalnya di sudetan sungai atau dengan jalan membangun pengendalian sungai.
v Kondisi Tanah Fundasi
Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah fundasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan, potensi gerusan karena arus dan sebagainya ; secara teknik bendung dapat ditempatkan di lokasi sungai dengan tanah fundasi yang kurang baik, tetapi bangunan akan membutuhkan biaya yang tinggi, peralatan yang lengkap dan pelaksanaan yang tidak mudah.
10. Pertamanan
Pertamanan merupakan kegiatan mengolah dan menata lahan dengan menumbuhkan berbagai tanaman seraya memperhatikan segi keindahan (estetika). Dalam pengertian di Indonesia, pertamanan banyak terkait dengan penataan ruang menggunakan berbagai elemen alami, terutama tanaman. Elemen lainnya adalah patung, air, kolam, serta hewan. Suatu taman dapat pula dibuat untuk menghasilkan sesuatu, seperti sayuran, buah, serta sumber pengobatan, atau untuk memelihara koleksi tanaman. Taman yang demikian dapat disebut pula sebagai kebun.
11. Perumahan dan Pemukiman
a. Perumahan
Perumahan adalah kelompok rumah
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi
dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya
penyediaan air minum, pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon, jalan,
yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya.
Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga sebagai status lambing social (Azwar, 1996; Mukono,2000)
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992).
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan kelu arga dan individu (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga sebagai status lambing social (Azwar, 1996; Mukono,2000)
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992).
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan kelu arga dan individu (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Menurut American Public Health
Association (APHA) rumah dikatakan sehat apabila : (1) Memenuhi kebutuhan fisik
dasar seperti temperatur lebih rendah dari udara di luar rumah, penerangan yang
memadai, ventilasi yang nyaman, dan kebisingan 45-55 dB.A.; (2) Memenuhi
kebutuhan kejiwaan; (3) Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular
yaitu memiliki penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah dan saluran
pembuangan air limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan; serta (4)
Melindungi penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bahaya
kebakaran, seperti fondasi rumah yang kokoh, tangga yang tidak curam, bahaya
kebakaran karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan dari ancaman kecelakaan
lalu lintas
b. Pemukiman
PEMUKIMAN
Menurut WHO :
- Suatu
struktur fisik dimana orang menggunakannya unt t4 berlindung, dimana lingk
dari struktur tersebut termaksud juga semua fasilitas dan pelayanan yg
diperluhkan, perlengkapan yg berguna untuk kes jasmani dan rohani dan
keadaan sosialnya yang baik untuk kel dan individu
Menurut winslow dan aph
- Suatu
tempat untuk tinggal secara permanen, berfungsi sebagai t4 unt bermukim,
beristirahat, berekreasi dan t4 berlindung dari pengaruh lingk yg memenuhi
persyaratan psikologis, physiologis, bebas dari penularan penyakit dan
kecelakaan
Sifat Pemukiman
- Pemukiman/perkampungan
tradisional
- Perkampungan
darurat
- Perkampungan
kumuh ( slum area )
- Pemukiman
transmigrasi
- Perkampungan
untuk klpok2 khusus
- Pemukiman
baru
- Suatu keadaan yang
menimbulkan efek2 negatif thd kesehatan, baik secara fisik, mental maupun
moral.
Sebuah rumah dinyatakan over crowding bila jumlah orang yang tidur dirumah
tsb menunjukkan hal-hal sbb :
- 2 Individu
dari jenis kelamin yg berbeda dan berumur diatas 10 tahun dan bukan status
suami istri tidur dalam 1 kamar
- Jumlah
orang didalam rumah dibandingkan dengan luas lantai telah melebihi
ketentuan yang ditetapkan.
Ada 2 ketentuan dalam hal ini yaitu :
- Jlh orang
dibandingkan dengan jumlah kamar apabila rumah tersebut hanya mempunyai 1
kamar maka penghuninya 2 org
- Jika kamar
3, penghuninya 5 org
- Jika kamar
5, penghuninya 10 org
Patokan Rumah yang Sehat dan
Ekologis
Patokan yang dapat digunakan dalam membangun rumah yang ekologis adalah
sebagai berikut:
1. Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan sebagai
paru-paru hijau.
2. Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari gangguan/radiasi
geobiologis dan meminimalkan medan elektromagnetik buatan.
3. Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah.
4. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan.
5. Menghindari kelembapan tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan
memajukan sistem bangunan kering.
6. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu
mengalirkan uap air.
7. Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai
bahan bangunan dan struktur bangunan.
8. Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal.
9. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah
lingkungan dan membutuhkan energi sedikit mungkin
(mengutamakan energy terbarukan).
10. Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat dimanfaatkan
oleh semua penghuni (termasuk anak-anak, orang tua, maupun orang cacat tubuh).
Dengan adanya patokan rumah yang sehat dan ekologis, maka perlu adanya suatu
patokan atau satandar penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas
dan kondisi suatu pemukiman guna meningkatkan kualitas lingkungan khususnya
pada pemukiman kumuh di perkotaan. Standar penilaian tersebut dapat
dipergunakan untuk menentukan apakah pemukiman kumuh yang biasa disebut kampung
itu perlu diperbaiki atau tidak.
12. Pencetakan Sawah, Pembukaan Lahan
1.1 Pembukaan Lahan
Lahan yang digunakan untuk pengembangan perkebunan dapat berupa hutan
primer, hutan sekunder, semak belukar, padang alang-alang maupun areal konversi
untuk peremajaan kebun. Urutan pekerjaan dan alat yang digunakan serta teknis
pelaksanaan dalam pembukaan lahan sangat tergantung pada keadaan lahan
tersebut.disamping itu juga tergantung kepada kerapatan vegetasi dan
metode/cara pembukaan lahan yang digunakan.
Pembukaan lahan untuk areal hutan
primer/sekunder dan semak belukar tidak di perkenankan adanya kegiatan
pembakaran walaupun cara ini relative lebih mudah, cepat dan murah, dan dalam
pembukaan lahan padang alang-alang dan areal konversi/peremajaan pada umumnya
sudah tidak menganut system pembakaran sesuai dengan yang diamanatkan dalam
undang-undang No.18 tahun 2004. Mengingat cara-cara pembukaan lahan dengan
pembakaran akan menimbulkan dampak negative seperti gangguan asap dan
pencemaran lingkungan ,maka cara pembukaan lahan dengan pembakaran pada
berbagai tipe lahan tidak boleh dilaksanakan.
Beberapa manfaat pembukaan lahan
tanpa pembakaran, antara lain : tidak menimbulkan polusi kabut asap; menurunkan
emisi gas rumah kaca, terutama CO2; memperbaiki bahan organic tanah, kadar air
dan kesuburan tanah, terutama diareal yang sudah mengalami beberapa kali penanaman,
sehingga dapat menurunkan pupuk anorganik dan meminimalkan resiko pencemaran
air melalui pencucian atau aliran permukaan; tidak bergantung pada kondisi
cuaca; dan dalam jangka panjang, pembukaan lahan Tanpa pembakaran akan menjamin
kesinambugan secara ekonomi dan ekologi.
Pelaksanaan pembukaan lahan tanpa
pembakaran untuk pengembangan perkebunan disesuaikan dengan kondisi vegetasi
yang akan dibuka,yang dapat berupa hutan primer/sekunder peremajaan kebun dan
semak belukar. urutan dan jenis pembukaan lahan tanpa pembakaran tidak banyak
berbeda dengan pembukaan lahan dengan pembakaran, meliputikegiatan menebang,
menebas, dan merumpuk/memerun pada jalur antara tanaman.
Berbagai kendala dan permasalahan yang terkait dalam upaya Pembukaan Lahan
Tanpa Bakar (PLTB) karena kurangnya pengertian pelaku usaha dan
masyarakat tentang dampak pembakaran lahan dan hutan terhadap pemanasan global
yang akhirnya mempengaruhi keadaan iklim atau penyimpangan iklim yang muaranya
kembali kepada manusia itu sendiri.
2. TUJUAN
Tujuan dari dilaksanakannya Kegiatan pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)
adalah :
a. Untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca yang berdampak negatif pada perubahan iklim
yang berpengaruh pada stabilitas ekosistem, aktifitas transportasi, komunikasi,
dan kesehatan manusia.
b. Untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekeringan yang akan berdampak langsung
kepada tanaman. Akibatnya, hasil panen akan mengalami penurunan.
c. Untuk pemulihan
kwalitas lingkungan yang berbasis pembangunan berkelanjutan.
d. Untuk
menanggulangi sebab-sebab menurunnya kapasitas ekosistem.
2.5 Metode
Pelaksanaan
Team yang telah dibentuk melaksanakan tugasnya sesuai tugas dan tangung
jawab yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan fasilitasi
Demplot/praktek Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) wilayah yang telah di
tunjuk dan ditetapkan pada Kabupaten masing-masing dengan tugas sebagai
berikut :
1. Setelah
memberikan sosialisasi kepada tokoh dan masyarakat, tentang Pembukaan Lahan
Tanpa Bakar (PLTB) termasuk cara pembuatan arang dari sisa-sisa tebangan dan
cara pembuatan kompos dari seresah-seresah dari hasil pemarasan.
2. Pemilik lahan
dan atau koordinator/petugas kabupaten memberikan laporan ke propinsi tentang
perkembaangan pelaksaanaan kegiatan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)disekitar
Demplot/tempat praktek
3. Selanjutnya
propinsi melaporkan secara berkala tentang perkembangan pelaksanaan kegiatan
Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) ke Pusat.
13. Tranmigrasi
Transmigrasi
adalah program perpindahan penduduk dari daerah yang padat seperti kota ke
daerah lain seperti desa atau kota lainnya.
Program transmigrasi (bahasa Indonesia: Transmigrasi) merupakan inisiatif dari pemerintah kolonial Belanda, dan kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari daerah padat penduduk Indonesia untuk daerah yang kurang padat penduduknya. Transmigrasi ini memindahkan penduduk secara permanen dari pulau Jawa, tetapi juga untuk tingkat yang lebih rendah dari Bali dan Madura, untuk daerah yang kurang padat penduduk termasuk Papua, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan yang cukup besar dan kelebihan penduduk di Jawa, untuk memberikan kesempatan bagi pekerja keras orang miskin, dan untuk menyediakan tenaga kerja untuk lebih memanfaatkan sumber daya alam pulau-pulau di nusantara. Program ini, menimbulkkan kontroversi karena kekhawatiran dari populasi asli dari "Jawanisasi" dan "Islamisasi" telah memperkuat gerakan separatis dan kekerasan komunal.
Dampak Transmigrasi
Ekonomi
Sebagai contoh, program ini gagal dalam tujuannya untuk meningkatkan situasi migran. Tanah dan iklim dari lokasi baru mereka pada umumnya hampir tidak seproduktif tanah vulkanik Jawa dan Bali. Para pemukim tidak memiliki tanah dalam keterampilan bertani, apalagi keterampilan yang sesuai dengan lahan baru, sehingga mengurangi peluang sukses mereka sendiri.
Lingkungan
Transmigrasi juga telah disalahkan untuk mempercepat deforestasi daerah hutan hujan sensitif, sebagai daerah yang sebelumnya jarang-penduduknya mengalami peningkatan besar dalam populasi. TransMigran sering dipindahkan ke yang sama sekali baru "desa-desa transmigrasi," dibangun di daerah yang relatif tidak terpengaruh oleh aktivitas manusia. Dengan menetap di tanah ini, sumber daya alam habis dan tanah menjadi overgrazed, mengakibatkan deforestasi.
Program transmigrasi (bahasa Indonesia: Transmigrasi) merupakan inisiatif dari pemerintah kolonial Belanda, dan kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari daerah padat penduduk Indonesia untuk daerah yang kurang padat penduduknya. Transmigrasi ini memindahkan penduduk secara permanen dari pulau Jawa, tetapi juga untuk tingkat yang lebih rendah dari Bali dan Madura, untuk daerah yang kurang padat penduduk termasuk Papua, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan yang cukup besar dan kelebihan penduduk di Jawa, untuk memberikan kesempatan bagi pekerja keras orang miskin, dan untuk menyediakan tenaga kerja untuk lebih memanfaatkan sumber daya alam pulau-pulau di nusantara. Program ini, menimbulkkan kontroversi karena kekhawatiran dari populasi asli dari "Jawanisasi" dan "Islamisasi" telah memperkuat gerakan separatis dan kekerasan komunal.
Dampak Transmigrasi
Ekonomi
Sebagai contoh, program ini gagal dalam tujuannya untuk meningkatkan situasi migran. Tanah dan iklim dari lokasi baru mereka pada umumnya hampir tidak seproduktif tanah vulkanik Jawa dan Bali. Para pemukim tidak memiliki tanah dalam keterampilan bertani, apalagi keterampilan yang sesuai dengan lahan baru, sehingga mengurangi peluang sukses mereka sendiri.
Lingkungan
Transmigrasi juga telah disalahkan untuk mempercepat deforestasi daerah hutan hujan sensitif, sebagai daerah yang sebelumnya jarang-penduduknya mengalami peningkatan besar dalam populasi. TransMigran sering dipindahkan ke yang sama sekali baru "desa-desa transmigrasi," dibangun di daerah yang relatif tidak terpengaruh oleh aktivitas manusia. Dengan menetap di tanah ini, sumber daya alam habis dan tanah menjadi overgrazed, mengakibatkan deforestasi.
14. Bendungan
Bendungan atau dam
adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat
rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk
membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.Bendungan(dam) dan bendung(weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi.
Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian.
Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam", dengan berbagai subtipenya.
Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas.
Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 - 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.
Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.
Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah.
Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisain untuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering, dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah dibawahnya.
Bendungan Separuh
Bendungan separuh diversionary dam adalah
bendungan yang tidak menutup sungai. sebagian dari arus ditampuh di danau terpisah, di depan bendungan.
Bendungan kayu
Bendungan kayu kadang-kadang digunakan orang karena keterbatasan lokasi
dan ketinggian di tempat ia dibangun. Di Lokasi tempat bendungan kayu dibuat,
kayulah bahan yang paling murah, semen mahal dan sulit untuk diangkut. Bendungan kayu dulu
banyak digunakan, tapi kebanyakan sudah diganti dengan beton, khususnya di
negara-negara industri. Beberapa bendungan dam masih dipakai. Kayu juga bahan
dasar yang digunakan berang-berang, sering juga ditambah lumpur dan
bebatuan untuk membuat bendungan
15. Perpipaan
Dari sekian jenis pembuatan pipa secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
1. Jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambungan pengelasan)
2. Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan)
Bahan-bahan pipa secara umum :
Bahan-bahan pipa yg dimaksud disini adalah struktur bahan baru pipa tersebut yg dapat dibagi secara umum sebagai berikut:
1. Carbon steel
2. Carbon Moly
3. Galvanees
4. Ferro Nikel
5. Stainless Steel
6. PVC (Paralon)
7. Chrom Moly
Sedang bahan-bahan pipa secara khusus dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Vibre Glass
2. Aluminium (Aluminium)
3. Wrought Iron (besi tanpa tempa)
4. Cooper (Tembaga)
5. Red Brass (kuningan merah)
6. Nickel cooper = Monel ( timah tembaga)
7. Nickel chrom iron = inconel (besi timah chrom)
Komponen perpipaan :
Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi standar yg terdaftar dalam simbol dan kode yg telah dibuat atau dipilih sebelumnya.
Komponen perpipaan yg dimaksud disini meliputi :
1. Pipes (pipa-pipa)
2. Flanges ( flens-flens)
3. Fittings (sambungan)
4. Valves (katup-katup)
5. Boltings (baut-baut)
6. gasket
7. Specials items
Pemilihan bahan :
Pemilihan bahan perpipaan haruslah disesuaikan dengan pembuatan teknik perpipaan dan hal ini dapat dilihat pada ASTM serta ANSI dalam pembagian sebagai berikut
1. Perpipaan untuk pembangkit tenaga
2. Perpipaan untuk industri bahan migas
3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak
5. Perpipaan untuk proses pendinginan
6. Perpipaan untuk tenaga nuklir
7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas
Selain dari penggunaan instalasi atau konstruksi seperti diterangkan diatas perlu pula diketahui Jenis aliran temperatur, sifat korosi, Faktor gaya serta kebutuhan lainnya dari aliran serta pipanya.
Macam Sambungan Perpipaan :
Sambungan perpipaan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Sambungan dengan menggunakan pengelasan
2. Sambungan dengan menggunakan ulir
Selain sambungan seperti diatas terdapat pula penyambungan khusus dengan menggunakan pengeleman (perekatan) serta pengkleman (untuk pipa plsatik dan pipa vibre glass).
Pada pengilangan umumnya pipa bertekanan rendah dan pipa dibawah 2″ sajalah yg menggunakan sambungan ulir.
Tipe sambungan cabang:
Tipe sambungan cabang (branch connection)dapat dikelompokkan sbb:
1. Sambungan langsung (stub in)
2. Sambungan dengan menggunakan fittings (alat penyambung)
3. Sambungan dengan menggunakan flanges (flens-flens)
Tipe sambungan cabang dapat pula ditentukan pada spesifikasi yg telah dibuat sebelum mendesain atau dapat pula dihitung berdasarkan perhitungan kekuatan, kebutuhan, dengan tidak melupakan faktor efektifitasnya. Sambungan cabang itu sendiri merupakan sambungan antara pipa dengan pipa, misal sambungan antara header dengan cabang yg lain apakah memerlukan alat bantu penyambung lainnya atau dapat dihubungkan secara langsung, hal ini tergantung kebutuhan serta perhitungan kekuatan.
16. Interior
Interior: tata desain ruang dalam suatu ruangan ct: tata letak
barang di ruang tamu, model keramik apa, bangkunya apa, meja apa, model apa,
0 comments:
Post a Comment