Pages

Kumpulan Tugas Sekolah. Powered by Blogger.

Social Icons

Monday, September 9, 2013

Tuas TBG Kelas X SMK Bangunan


KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI PERENCANA DAN KONTAKTOR












Nama     :
Kelas     :
No         :











DRAINASE
A.    DEFINISI DRAINASE
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
B.     SISTEM DRAINASE
1.      Jenis Drainase
a.       Menurut Sejarah Terbentuknya
1)      Drainase Alamiah ( Natural Drainase )
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.
2)      Drainase Buatan ( Arficial Drainage )
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
b.      Menurut Letak Bangunan
1)      Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.
2)      Drainase Bawah Permukaan Tanah ( Subsurface Drainage )
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.

c.       Menurut Fungsi
1)      Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air limbah industri dan lain – lain.
2)      Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara bercampur maupun bergantian.
d.      Menurut Konstruksi
1)      zSaluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
2)      Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.

gambar 1. Dranaise Buatan
C.    POLA JARINGAN DRAINASE
1.      Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.
2.      Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
3.      Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
4.      Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar
5.      Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.


D.    Sistem Drainase Sumur Resapan
Proses pembangunan kawasan perkotaan dan perumahan sungguh merupakan hal yang kontradiksi jika ditinjau dari ketersediaan air tanah dan peningkatan puncak limpasan air permukaan. Perubahan ini disebabkan oleh terjadinya penurunan imbuhan air tanah dan pertambahan pengeluaran air dari dalam tanah, sehingga mengganggu keseimbangan sistem hidrologi air bawah permukaan, dan menghasilkan penurunan paras air tanah.
Dinegara yang telah maju, peningkatan kuantitas penduduk tidak mengganggu ketersediaan air tanah, hal ini disebabkan oleh beralihnya atau ditinggalkannya sumur-sumur individu dan ditukar atau berganti kepada sumur umum dalam yang disediakan oleh instansi tertentu seperti PDAM atau semacamnya yang merupakan bagian dari pemerintah local setempat. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di Indonesia, karena kecenderungan apabila jumlah penduduk makin bertambah, maka jumlah sumur-sumur yang dibuat oleh individu pun makin banyak.
Air tanah yang dikeluarkan dari dalam bumi pada dasarnya sama saja dengan pengeluaran bahan/material berharga yang lain seperti : mineral, emas, batu bara, minyak atau gas. Air biasanya mempunyai batasan yang istimewa, yaitu dianggap sebagai sumber alami yang dapat diperbaharui. Angapan ini perlu kiranya untuk dikoreksi.. Karena sebenarnya anggapan ini hanya dapat berlaku jika terdapat keseimbangan diantara imbuhan air dengan exploitasi didalam kawasan tangkapan/tadahan air.
Sumur resapan air tanah adalah salah satu upaya untuk meningkatkan imbuhan air tanah, disamping itu manfaat yang sangat berguna adalah dapat mengurangi banjir akibat limpasan air permukaan. Dengan pembiayaan yang (secara relatif) tidak terlalu tinggi, pengadaan sumur resapan ini dapat dilakukan oleh setiap pembangunan satu rumah tinggal.

Prinsip Sumur Resapan
Sumur resapan dibuat dengan tujuan untuk mengalirkan air buangan dari permukaan tanah ke akuifer air tanah. Alirannya berlawanan dengan sumur pompa, tetapi konstruksi dan cara pembangunannya mungkin dapat saja sama. Pengimbuhan sumur akan lebih praktis apabila terdapat akuifer tertekan yang dalam dan perlu untuk diimbukan, atau pada suatu kawasan kota yang memiliki lahan yang sempit/terbatas.
Untuk Akuifer Bebas memenuhi persamaan :


JALAN, JEMBATAN LANDASAN DAN LOKASI PENGEBORAN DARAT
Jalan merupakan salah satu elemen penting dari sebuah kota. Terlepas dari moda transportasi yang digunakan, jalan merupakan suatu wadah kegiatan yang dapat mengumpulkan warga kota. Bahkan Jean Jacobs menyatakan “Street and their sidewalks, the main public spaces of a city, are its most vital organs. Think of a city and what come to mind? Its streets. If a city’s streets looks interesting, the city looks interesting; If they look dull, the city looks dull”. Dari pernyataan ini tergambarkan bahwa keberadaan jalan sangatlah penting.
Untuk taraf perkotaan, jalan mempunyai fungsi yang kompleks disamping fungsi utama, yaitu mempunyai fungsi ekonomi. Maksudnya adalah sebagai penyalur manusia dan barang. Di jalan, manusia dapat bergerak bebas dan melakukan transaksi jual beli. Biasanya proses ini berlangsung secara informal dan melibatkan berbagai kalangan.
Fungsi lainnya adalah fungsi sosial sebagai ruang publik untuk berinteraksi. Fungsi ini berkaitan erat dengan fungsi ekonomi. Disamping itu, jalan mempunyai fungsi budaya, yaitu sebagai sarana representasi budaya melalui arsitektur dan kegiatan manusia. Fungsi ini sudah lebih kompleks karena tidak hanya melibatkan jalan dan manusia, tetapi juga dari sisi arsitektur. Jalan yang dapat menyalurkan hingga tahapan fungsi ini merupakan jalan yang dapat dijadikan contoh. Sayangnya jalan tipe ini sangat jarang ditemukan, terutama di Indonesia. Estetika merupakan fungsi terakhir yang harus ditampung dari sebuah jalan. Namun kualitas estetika ini bergantung pada lingkungan sekitar jalan tersebut. Sehingga tidak mudah untuk menemukan jalan kota dengan kualitas estetika yang menarik.

Jembatan merupakan satu struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Ia dibangun untuk membolehkan laluan pejalan kaki, pemandu kenderaan atau kereta api di atas halangan itu.
Dari segi struktur Perancangan dan bahan asas pembinaan jambatan bergantung kepada lokasi dan juga jenis muatan yang akan ditanggungnya.

Pengeboran Darat adalah termasuk dalam klasifikasi sub bidang paket pekerjaan sipil yang dalam penjelasannya pengeboran darat adalah operasi pengeboran membuat lubang secara cepat, ekonomis, dan aman hingga menembus formasi produktif. Operasi pengeboran merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya besar, teknologi tinggi, dan beresiko tinggi. Para personel yang bekerja pada operasi pengeboran harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang keselamatan kerja. Oleh karena itu orang yang bekerja di lapangan harus memiliki sertifikat dari Direktorat Lingkungan yaitu LSPPTTMIGAS.


GEDUNG DAN PABRIK
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus ;
Bangunan gedung umum adalah bangunan gedung yang fungsinya untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi sosial dan budaya ;
Bangunan gedung tertentu adalah bangunan gedung yang digunakan untuk kepentingan umum.
Bangunan gedung khusus adalah bangunan teknis sipil lainnya yang tidak termasuk bangunan gedung, gedung umum dan gedung tertentu yang dalam pembangunan dan/atau pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan khusus dan/atau memiliki kompleksitas tertentu yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap masyarakat dan lingkungannya seperti menara/tower telekomunikasi,menara transmisi, tanki bahan bakar, jembatan, billboard/megatron dan instalasi pengolahan/pemanfaatan sumber daya alam;
Bangunan Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan lebih dari 15 Tahun;
Bangunan Semi Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan antara 5 Tahun sampai dengan 15 Tahun.
Bangunan Darurat / Sementara adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan kurang dari 5 Tahun;
Kapling / Pekarangan adalah suatu perpetakan tanah, yang menurut pertimbangan Pemerintah Daerah dapat dipergunakan untuk tempat mendirikan bangunan.
Klasifikasi bangunan gedung adalah klasifikasi dari fungsi bangunan gedung berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan administratif dan persyaratan teknisnya.
Mendirikan Bangunan adalah pekerjaan mengadakan bangunan seluruhnya atau sebagaian termasuk pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan tanah yang berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan tersebut

Pabrik adalah suatu bangunan industri besar di mana para pekerja mengolah benda atau mengawasi pemrosesan mesin dari satu produk menjadi produk lain, sehingga mendapatkan nilai tambah. Kebanyakan pabrik modern memiliki gudang atau fasilitas serupa yang besar yang berisi peralatan berat yang digunakan untuk lini perakitan. Pabrik mengumpulkan dan mengkonsentrasikan sumber daya: pekerja, modal, dan mesin industri.

BANGUNAN PENGOLAH AIR BERSIH & AIR LIMBAH
Bangunan pengolahan air bersih atau bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP – Water Treatment Plant.
Water Treatment Plant
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi. Nah, sekarang kita bahas satu per satu bagian-bagian ini.

Banguna pengolahan air limbah adalah sebuah bangunan yang didalamnya melakukan kegiatan Filtrasi terhadap air.
Filtrasi adalah suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan cairan dengan melewatkan umpan (padatan + cairan) melalui medium penyaring. Proses filtarsi banyak dilakukan di industri, misalnya pada pemurnian air minum, pemisahan kristal-kristal garam dari cairan induknya, pabrik-kertas dan lain-lain. Untuk semua proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan adanya tenaga dorong berupa beda tekanan, sebagai contoh adalah akibat gravitasi atau tenaga putar. Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam
suspensi relatif lebih kecil dibandingkan zat cairnya.
Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu:
a.      Pressure Filtration
Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan.
b.      Gravity Filtration
Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat.
c.       Vacum Filtration
Filtrasi dengan cairan yang mengalir karena prinsip hampa udara (penghisapan).

REKLAMASI DAN PENGERUKAN
Menurut pengertiannya secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa Inggris, to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Secara spesifik dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia terbitan PT. Gramedia disebutkan arti reclaim sebagai menjadikan tanah (from the sea). Masih dalam kamus yang sama, arti kata reclamation diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah.
Sedangkan pengertiannya secara ilmiah dalam ranah ilmu teknik pantai, reklamasi adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai, daerah rawa-rawa, di lepas pantai/di laut, di tengah sungai yang lebar, ataupun di danau.
Pengerukan (bahasa Inggris: Dredging) berasal dari kata dasar keruk (dredge), menurut kamus berarti proses, cara, perbuatan mengeruk. Sedangkan definisi pengerukan menurut Asosiasi Internasional Perusahaan Pengerukan adalah mengambil tanah atau material dari lokasi di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain.




DERMAGA, PENAHAN GELOMBANG DAN TANAH
Dermaga: suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang.

Tipe Dermaga
1. Wharf atau quai
Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai.
Wharf juga berfungsi sebagai penahan tanah yang ada di belakangnya.
2. Jetty atau pier atau jembatan
Jetty atau pier adalah dermaga yang menjorok ke laut.
Pada dermaga tipe jetty, biasanya kapal dapat merapat di kedua sisi jetty.
Jetty biasanya searah dengan garis pantai dan dihubungkan dengan daratan oleh jembatanyang biasanya membentuk sudut tegak lurus dengan jetty sehingga jetty dapat berbentuk huruf T atau L.
9. Pengertian Bagunan Bawah Air(irigasi)
Irigasi berasal dari istilah irrigaite dalam bahasa Belanda atau irrigation dalam bahasa Inggris. Irigasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya guna keperluan pertanian, mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelah digunakan dapat pula dibuang kembali (Erman Mawardi et al.,2002). Untuk mengairi suatu daerah irigasi, haruslah ditinjau adanya sumber airnya. Dalam hal ini, adalah sungai yang memiliki debit dan elevasi yang cukup untuk disadapkan ke saluran induk. Pengambilan air dari sungai dapat dilakukan secara bebas apabila elevasi sawah lebih rendah dari elevasi sungai, karena air akan lebih mudah mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Permasalahan yang timbul adalah apabila sungai tersebut memiliki elevasi yang lebih rendah daripada elevasi sawah yang akan diari. Permasalahan ini dapat diatasi dengan membuat bendung. Dibangunnya suatu bendung adalah untuk menaikkan elevasi muka air sungai sehingga dapat mengairi suatu daerah irigasi yang memiliki elevasi yang lebih tinggi.Tujuan dibangunnya suatu bendung adalah:
v Menaikan elevasi air sehingga daerah yang bisa dialiri menjadi lebih luas.
v Memasukkan air dari sungai ke saluran melalui Intake
v Mengontrol sedimen yang masuk ke saluran sungai.
v Mengurangi fluktuasi sungai.
v Menyimpan air dalam waktu singkat.
1.5.2 Fungsi dan Pengertian Bendung
Bendung merupakan salah satu apa yang disebut dengan Diversion Hard Work, yaitu bangunan utama dalam suatu jaringan irigasi yang berfungsi untuk menyadap air dari suatu sungai sebagai sumbernya.

Bendung adalah suatu bangunan konstruksi yang terletak melintang memotong suatu aliran sungai. Hal ini harus dibedakan dengan waduk yang bersifat menampung dan menyimpan air. Pada hakekatnya bendung dapat disamakan sebagai bangunan pelimpah atau Over Flow Weir Type.
Syarat-syarat konstruksi bendung yang harus dipenuhi antara lain :
1. Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir.
2. Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah di bawahnya.
3. Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah.
4. Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi.
5. Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir, kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung.

Pemilihan lokasi bendung yang dibicarakan yaitu untuk bendung tetap permanen bagi kepentingan irigasi. Dalam pemilihan hendaknya dipilih lokasi yang paling menguntungkan dari berbagai segi. Misalnya dilihat dari segi perencanaan, pengamanan bendung, pelaksanaa, pengoperasian, dampak pembangunan, dan lain sebagainya. Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan beberapa aspek yaitu :
v Keadaan Topografi
1) dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diari
2) bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan
3) dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi
4) disamping itu ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula direncanakan

v Kondisi Topografi
Dilihat dari lokasi bendung, harus memperhatikan beberapa aspek yaitu :
1) ketinggian bendung tidak terlalu tinggi
2) trase saluran induk terletak di tempat yang baik
3) penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidraulik dan angkutan sedimen

v Kondisi Hidraulik dan Morfologi
Dilihat dari lokasi bendung ; termasuk angkutan sedimennya adalah faktor yang harus dipertimbangkan pula dalam pemilihan lokasi bendung yang meliputi :
1) pola aliran sungai : kecepatan, dan arahnya pada waktu debit banjir, sedang dan kecil
2) kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir, sedang dan kecil
3) tinggi muka air pada debit banjir rencana
4) potensi dan distribusi angkutan sedimen
Bila persyaratan di atas tidak terpenuhi maka dipertimbangkan pembangunan bendung di lokasi lain misalnya di sudetan sungai atau dengan jalan membangun pengendalian sungai.

v Kondisi Tanah Fundasi
Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah fundasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan, potensi gerusan karena arus dan sebagainya ; secara teknik bendung dapat ditempatkan di lokasi sungai dengan tanah fundasi yang kurang baik, tetapi bangunan akan membutuhkan biaya yang tinggi, peralatan yang lengkap dan pelaksanaan yang tidak mudah.


10. Pertamanan
Pertamanan merupakan kegiatan mengolah dan menata lahan dengan menumbuhkan berbagai tanaman seraya memperhatikan segi keindahan (estetika). Dalam pengertian di Indonesia, pertamanan banyak terkait dengan penataan ruang menggunakan berbagai elemen alami, terutama tanaman. Elemen lainnya adalah patung, air, kolam, serta hewan. Suatu taman dapat pula dibuat untuk menghasilkan sesuatu, seperti sayuran, buah, serta sumber pengobatan, atau untuk memelihara koleksi tanaman. Taman yang demikian dapat disebut pula sebagai kebun.
11. Perumahan dan Pemukiman
a. Perumahan
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya.
Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga sebagai status lambing social (Azwar, 1996; Mukono,2000)
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992).
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan kelu arga dan individu (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Menurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan sehat apabila : (1) Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih rendah dari udara di luar rumah, penerangan yang memadai, ventilasi yang nyaman, dan kebisingan 45-55 dB.A.; (2) Memenuhi kebutuhan kejiwaan; (3) Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan; serta (4) Melindungi penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bahaya kebakaran, seperti fondasi rumah yang kokoh, tangga yang tidak curam, bahaya kebakaran karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan dari ancaman kecelakaan lalu lintas
b. Pemukiman
PEMUKIMAN
Menurut WHO :
  • Suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya unt t4 berlindung, dimana lingk dari struktur tersebut termaksud juga semua fasilitas dan pelayanan yg diperluhkan, perlengkapan yg berguna untuk kes jasmani dan rohani dan keadaan sosialnya yang baik untuk kel dan individu
Menurut winslow dan aph
  • Suatu tempat untuk tinggal secara permanen, berfungsi sebagai t4 unt bermukim, beristirahat, berekreasi dan t4 berlindung dari pengaruh lingk yg memenuhi persyaratan psikologis, physiologis, bebas dari penularan penyakit dan kecelakaan
Sifat Pemukiman
  1. Pemukiman/perkampungan tradisional
  2. Perkampungan darurat
  3. Perkampungan kumuh ( slum area )
  4. Pemukiman transmigrasi
  5. Perkampungan untuk klpok2 khusus
  6. Pemukiman baru
-          Suatu keadaan yang menimbulkan efek2 negatif  thd kesehatan, baik secara fisik, mental maupun moral.
Sebuah rumah dinyatakan over crowding bila jumlah orang yang tidur dirumah tsb menunjukkan hal-hal sbb :
  1. 2 Individu dari jenis kelamin yg berbeda dan berumur diatas 10 tahun dan bukan status suami istri tidur dalam 1 kamar
  2. Jumlah orang didalam rumah dibandingkan dengan luas lantai telah melebihi ketentuan yang ditetapkan.
Ada 2 ketentuan dalam hal ini yaitu :
  1. Jlh orang dibandingkan dengan jumlah kamar apabila rumah tersebut hanya mempunyai 1 kamar maka penghuninya 2 org
  2. Jika kamar 3, penghuninya 5 org
  3. Jika kamar 5, penghuninya 10 org

Patokan Rumah yang Sehat dan
Ekologis
Patokan yang dapat digunakan dalam membangun rumah yang ekologis adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan sebagai paru-paru hijau.
2. Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari gangguan/radiasi geobiologis dan meminimalkan medan elektromagnetik buatan.
3. Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah.
4. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan.
5. Menghindari kelembapan tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan memajukan sistem bangunan kering.
6. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu mengalirkan uap air.
7. Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan.
8. Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal.
9. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah lingkungan    dan membutuhkan energi sedikit mungkin (mengutamakan energy terbarukan).
10. Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat dimanfaatkan oleh semua penghuni (termasuk anak-anak, orang tua, maupun orang cacat tubuh). Dengan adanya patokan rumah yang sehat dan ekologis, maka perlu adanya suatu patokan atau satandar penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas dan kondisi suatu pemukiman guna meningkatkan kualitas lingkungan khususnya pada pemukiman kumuh di perkotaan. Standar penilaian tersebut dapat dipergunakan untuk menentukan apakah pemukiman kumuh yang biasa disebut kampung itu perlu diperbaiki atau tidak.

12. Pencetakan Sawah, Pembukaan Lahan

1.1  Pembukaan Lahan
Lahan yang digunakan untuk pengembangan perkebunan dapat berupa hutan primer, hutan sekunder, semak belukar, padang alang-alang maupun areal konversi untuk peremajaan kebun. Urutan pekerjaan dan alat yang digunakan serta teknis pelaksanaan dalam pembukaan lahan sangat tergantung pada keadaan lahan tersebut.disamping itu juga tergantung kepada kerapatan vegetasi dan metode/cara pembukaan lahan yang digunakan.
Pembukaan lahan untuk areal hutan primer/sekunder dan semak belukar tidak di perkenankan adanya kegiatan pembakaran walaupun cara ini relative lebih mudah, cepat dan murah, dan dalam pembukaan lahan padang alang-alang dan areal konversi/peremajaan pada umumnya sudah tidak menganut system pembakaran sesuai dengan yang diamanatkan dalam undang-undang No.18 tahun 2004. Mengingat cara-cara pembukaan lahan dengan pembakaran akan menimbulkan dampak negative seperti gangguan asap dan pencemaran lingkungan ,maka cara pembukaan lahan dengan pembakaran pada berbagai tipe lahan tidak boleh dilaksanakan.
Beberapa manfaat pembukaan lahan tanpa pembakaran, antara lain : tidak menimbulkan polusi kabut asap; menurunkan emisi gas rumah kaca, terutama CO2; memperbaiki bahan organic tanah, kadar air dan kesuburan tanah, terutama diareal yang sudah mengalami beberapa kali penanaman, sehingga dapat menurunkan pupuk anorganik dan meminimalkan resiko pencemaran air melalui pencucian atau aliran permukaan; tidak bergantung pada kondisi cuaca; dan dalam jangka panjang, pembukaan lahan Tanpa pembakaran akan menjamin kesinambugan secara ekonomi dan ekologi.
Pelaksanaan pembukaan lahan tanpa pembakaran untuk pengembangan perkebunan disesuaikan dengan kondisi vegetasi yang akan dibuka,yang dapat berupa hutan primer/sekunder peremajaan kebun dan semak belukar. urutan dan jenis pembukaan lahan tanpa pembakaran tidak banyak berbeda dengan pembukaan lahan dengan pembakaran, meliputikegiatan menebang, menebas, dan merumpuk/memerun pada jalur antara tanaman.
Berbagai kendala dan permasalahan yang terkait dalam upaya Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) karena kurangnya  pengertian pelaku usaha dan masyarakat tentang dampak pembakaran lahan dan hutan terhadap pemanasan global yang akhirnya mempengaruhi keadaan iklim atau penyimpangan iklim yang muaranya kembali kepada manusia itu sendiri.

2.      TUJUAN

Tujuan dari dilaksanakannya Kegiatan pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) adalah :
a.    Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang berdampak negatif pada perubahan iklim yang berpengaruh pada stabilitas ekosistem, aktifitas transportasi, komunikasi, dan kesehatan manusia.
b.   Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekeringan yang akan berdampak langsung kepada tanaman. Akibatnya, hasil panen akan mengalami penurunan.
c.    Untuk pemulihan kwalitas lingkungan yang berbasis pembangunan berkelanjutan.
d.   Untuk menanggulangi sebab-sebab menurunnya kapasitas ekosistem.

2.5 Metode Pelaksanaan
Team yang telah dibentuk melaksanakan tugasnya sesuai tugas dan tangung jawab yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan fasilitasi Demplot/praktek Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) wilayah yang  telah di tunjuk dan  ditetapkan pada Kabupaten masing-masing dengan tugas sebagai berikut :
1.      Setelah memberikan sosialisasi kepada tokoh dan masyarakat, tentang Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) termasuk cara pembuatan arang dari sisa-sisa tebangan dan cara pembuatan kompos dari seresah-seresah dari hasil pemarasan.
2.      Pemilik lahan dan atau koordinator/petugas kabupaten memberikan laporan ke propinsi tentang perkembaangan pelaksaanaan kegiatan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)disekitar Demplot/tempat praktek
3.      Selanjutnya propinsi melaporkan secara berkala tentang perkembangan pelaksanaan kegiatan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) ke Pusat.


13. Tranmigrasi
Transmigrasi adalah program perpindahan penduduk dari daerah yang padat seperti kota ke daerah lain seperti desa atau kota lainnya.
Program transmigrasi (bahasa Indonesia: Transmigrasi) merupakan inisiatif dari pemerintah kolonial Belanda, dan kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari daerah padat penduduk Indonesia untuk daerah yang kurang padat penduduknya. Transmigrasi ini memindahkan penduduk secara permanen dari pulau Jawa, tetapi juga untuk tingkat yang lebih rendah dari Bali dan Madura, untuk daerah yang kurang padat penduduk termasuk Papua, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan yang cukup besar dan kelebihan penduduk di Jawa, untuk memberikan kesempatan bagi pekerja keras orang miskin, dan untuk menyediakan tenaga kerja untuk lebih memanfaatkan sumber daya alam pulau-pulau di nusantara. Program ini, menimbulkkan kontroversi karena kekhawatiran dari populasi asli dari "Jawanisasi" dan "Islamisasi" telah memperkuat gerakan separatis dan kekerasan komunal.

Dampak Transmigrasi
Ekonomi

Sebagai contoh, program ini gagal dalam tujuannya untuk meningkatkan situasi migran. Tanah dan iklim dari lokasi baru mereka pada umumnya hampir tidak seproduktif tanah vulkanik Jawa dan Bali. Para pemukim tidak memiliki tanah dalam keterampilan bertani, apalagi keterampilan yang sesuai dengan lahan baru, sehingga mengurangi peluang sukses mereka sendiri.

Lingkungan

Transmigrasi juga telah disalahkan untuk mempercepat deforestasi daerah hutan hujan sensitif, sebagai daerah yang sebelumnya jarang-penduduknya mengalami peningkatan besar dalam populasi. TransMigran sering dipindahkan ke yang sama sekali baru "desa-desa transmigrasi," dibangun di daerah yang relatif tidak terpengaruh oleh aktivitas manusia. Dengan menetap di tanah ini, sumber daya alam habis dan tanah menjadi overgrazed, mengakibatkan deforestasi.


14. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Bendungan(dam) dan bendung(weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi.
Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian.
Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam", dengan berbagai subtipenya.
Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas.
Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 - 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.
Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.
Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah.
Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisain untuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering, dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah dibawahnya.

Bendungan Separuh

Bendungan separuh diversionary dam adalah bendungan yang tidak menutup sungai. sebagian dari arus ditampuh di danau terpisah, di depan bendungan.

Bendungan kayu

Bendungan kayu kadang-kadang digunakan orang karena keterbatasan lokasi dan ketinggian di tempat ia dibangun. Di Lokasi tempat bendungan kayu dibuat, kayulah bahan yang paling murah, semen mahal dan sulit untuk diangkut. Bendungan kayu dulu banyak digunakan, tapi kebanyakan sudah diganti dengan beton, khususnya di negara-negara industri. Beberapa bendungan dam masih dipakai. Kayu juga bahan dasar yang digunakan berang-berang, sering juga ditambah lumpur dan bebatuan untuk membuat bendungan

15. Perpipaan

Pipa
Dari sekian jenis pembuatan pipa secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
1. Jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambungan pengelasan)
2. Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan)

Bahan-bahan pipa secara umum :
Bahan-bahan pipa yg dimaksud disini adalah struktur bahan baru pipa tersebut yg dapat dibagi secara umum sebagai berikut:
1. Carbon steel
2. Carbon Moly
3. Galvanees
4. Ferro Nikel
5. Stainless Steel
6. PVC (Paralon)
7. Chrom Moly

Sedang bahan-bahan pipa secara khusus dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Vibre Glass
2. Aluminium (Aluminium)
3. Wrought Iron (besi tanpa tempa)
4. Cooper (Tembaga)
5. Red Brass (kuningan merah)
6. Nickel cooper = Monel ( timah tembaga)
7. Nickel chrom iron = inconel (besi timah chrom)

Komponen perpipaan :
Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi standar yg terdaftar dalam simbol dan kode yg telah dibuat atau dipilih sebelumnya.
Komponen perpipaan yg dimaksud disini meliputi :
1. Pipes (pipa-pipa)
2. Flanges ( flens-flens)
3. Fittings (sambungan)
4. Valves (katup-katup)
5. Boltings (baut-baut)
6. gasket
7. Specials items

Pemilihan bahan :
Pemilihan bahan perpipaan haruslah disesuaikan dengan pembuatan teknik perpipaan dan hal ini dapat dilihat pada ASTM serta ANSI dalam pembagian sebagai berikut
1. Perpipaan untuk pembangkit tenaga
2. Perpipaan untuk industri bahan migas
3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak
5. Perpipaan untuk proses pendinginan
6. Perpipaan untuk tenaga nuklir
7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas

Selain dari penggunaan instalasi atau konstruksi seperti diterangkan diatas perlu pula diketahui Jenis aliran temperatur, sifat korosi, Faktor gaya serta kebutuhan lainnya dari aliran serta pipanya.
Macam Sambungan Perpipaan :
Sambungan perpipaan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Sambungan dengan menggunakan pengelasan
2. Sambungan dengan menggunakan ulir

Selain sambungan seperti diatas terdapat pula penyambungan khusus dengan menggunakan pengeleman (perekatan) serta pengkleman (untuk pipa plsatik dan pipa vibre glass).
Pada pengilangan umumnya pipa bertekanan rendah dan pipa dibawah 2″ sajalah yg menggunakan sambungan ulir.

Tipe sambungan cabang:
Tipe sambungan cabang (branch connection)dapat dikelompokkan sbb:
1. Sambungan langsung (stub in)
2. Sambungan dengan menggunakan fittings (alat penyambung)
3. Sambungan dengan menggunakan flanges (flens-flens)

Tipe sambungan cabang dapat pula ditentukan pada spesifikasi yg telah dibuat sebelum mendesain atau dapat pula dihitung berdasarkan perhitungan kekuatan, kebutuhan, dengan tidak melupakan faktor efektifitasnya. Sambungan cabang itu sendiri merupakan sambungan antara pipa dengan pipa, misal sambungan antara header dengan cabang yg lain apakah memerlukan alat bantu penyambung lainnya atau dapat dihubungkan secara langsung, hal ini tergantung kebutuhan serta perhitungan kekuatan.

16. Interior

Interior: tata desain ruang dalam suatu ruangan ct: tata letak barang di ruang tamu, model keramik apa, bangkunya apa, meja apa, model apa, 

0 comments:

Post a Comment